PEMANFAATAN PEWARNA ALAMI BERBASIS POTENSI DAERAH UNTUK PEWARNAAN BATIK MUARA ENIM
DOI:
https://doi.org/10.64987/jiss.v5i1.60Abstract
Kerajinan batik merupakan warisan budaya Indonesia yang keberadaannya terus berkembang setiap waktu. Hal ini ditandai dengan adanya kerajinan batik di berbagai daerah dengan ciri khasnya masing-masing. Begitu juga dengan batik khas Kabupaten Muara Enim yang juga memiliki ciri khas dan motif tersendiri. Sebagai warisan budaya, kerajinan batik sudah ada sejak zaman kerajaan di negara kita. Sebelum ditemukannya teknologi bahan sintetis, pewarnaan batik selalu menggunakan warna-warna alami yang tersedia di Indonesia. Pewarna alami dapat diambil dari kayu-kayu tinggi, tanaman tegeran, daun jati, tanaman nila, secang, mahoni, dan tanaman lainnya. Seiring dengan perkembangan zaman, pewarnaan alami mulai tergeser dan ditinggalkan oleh para pengrajin. Saat ini mulai muncul kesadaran untuk kembali ke pewarnaan alami karena dinilai lebih ramah lingkungan dan lebih murah, termasuk
para pengrajin batik Muara Enim yang memanfaatkan potensi lokal untuk pewarna alami seperti kulit buah kopi dan pucuk daun duku. Penggunaan pewarna alami juga mendorong nilai jual batik yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan batik yang menggunakan pewarna sintetis.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Royda, Anggraini Wulan Pratiwi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

